Minggu, 31 Mei 2009

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Listrik Statis Pada Siswa Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo Kabupaten Nganjuk Dengan Menerapkan M

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Listrik Statis Pada Siswa Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo Kabupaten Nganjuk Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achievement Divison)

Oleh : Iin Yuristin Nadhiroh, M.MPd

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan Listrik Statis pada siswa kelas XII IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo pada semester 1 tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2008 sampai bulan Januari 2009. Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan M.C Taggrat yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fisika pokok bahasan Listrik Statis meningkat setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1 prosentase ketuntasan hasil belajar mencapai 53,65 %, sedangkan pada siklus 73 %, dan pada siklus 3 mencapai 90 %. Sedangkan aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran prosentase keaktifannya mencapai 60 % pada siklus 1, 71 % pada siklus 2 dan 81 % pada siklus 3.
Kata Kunci : Hasil belajar, Pembelajaran kooperatif tipe STAD
A. Pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, di mana siswa tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif.
Secara umum siswa menampilkan sikap kurang semangat bersemangat, bergairah dan tidak siap dalam pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif beinteraksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Mereka cenderung lebih menunggu apa yang disajikan oleh guru.
Disamping itu selama ini metode pengajaran Fisika di sekolah cenderung hanya berjalan satu arah, di mana guru yang lebih banyak aktif memberikan informasi kepada siswa. Hal yang sama juga terjadi dalam proses pembelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Patianrowo, di mana guru lebih banyak melakukan pengajaran dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif. Oleh karena itu perlu dicari cara-cara yang praktis dan mengena untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Melalui pemikiran bersama teman sejawat maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan pembelajaran Fisika agar siswa dapat beminat dan termotivasi untuk belajar. Salah satu metode mengajar yang dipakai dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar Fisika untuk pokok bahasan Listrik Statis adalah melalui model kooperatif STAD.
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan hasil belajar fisika pokok bahasan Listrik Statis pada siswa kelas XII IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
B. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa atau anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur (Lie, 2003:12). Roger dan David Jhonson dalam Lie (2003:20) menjelaskan ada lima unsur pembelajaran kooperatif (pembelajaran gorong royong) yang harus diterapkan, yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu kelompok sangant tergantung pada usaha dari setiap anggotanya.
b. Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok atau siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka atau berdiskusi.
d. Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan mengemukakan pendapat mereka dalam diskusi.
e. Evaluasi proses kelompok
Setiap kelompok harus melakukan evaluasi hasil kerja sama mereka agar selanjutnya mereka dapat bekarja sama dengan lebih efektif.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) ini merupakan salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Robert-Slavin. Model ini merupakan salah satu model yang paling sederhana dalam pembelajaran kooperatif dan merupakan sebuah pendekatan yang baik untuk guru yang baru mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini lebih menekankan berbagai Ciri pembelajaran langsung, dan merupakan metode yang mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran sains.
Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, Tipe STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut sesuai dengan aspek-aspek tujuan belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan teori belajar tuntas, peserta didik dipandang tuntas belajar apabila ia mampu menguasai minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai minimal 65% sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Mulyasa,2004:99).
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan melihat kondisi siswa di sekolah tempat penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar fisika pokok bahasan Listrik Statis pada siswa kelas XII IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo.
C. Metodologi Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo pada semester 1 tahun pelajaran 2008/2009.
2. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa pokok bahasan Listrik Statis dan data aktivitas belajar siswa . Sedangkan sumber data adalah siswa kelas XII IPA-2 tahun pelajaran 2008/2009 semester 1, siswa yang dijadikan sebagai subyek penelitian adalah 1 kelas yang berjumlah 41 siswa.
3. Prosedur penelitian
Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka dilaksanakan secara siklus demi siklus. Pelaksanaannya terdiri dari tiga siklus. Setiap sklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
4. Teknik Analisis
1.
Untuk mengukur ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:

Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas belajar atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85 % dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas.
Perhitungan tingkat perkembangan aktivitas siswa dilakukan dengan rumus :

5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah bahwa penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 85% secara klasikal siswa telah mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70 atau telah mengalami ketuntasan belajar pada pokok bahasan Listrik Statis dan aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai 80 %.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Siklus 1
Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan sebelum melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, ketuntasan hasil belajar mencapai 53,65 %. Dengan rata-rata kelas mencapai 68,56. Aktivitas siswa selama pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori cukup.
2. Siklus 2
Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan siklus 1, ketuntasan hasil belajar mencapai 73 %. Dengan rata-rata kelas mencapai 73,51. Dari data aktivitas siswa selama pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
3. Siklus 3
Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan siklus 2 , ketuntasan hasil belajar mencapai 90 %. Dengan rata-rata kelas mencapai 78,92.Dari data aktivitas siswa selama pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik.
E. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti uraikan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar pokok bahasan Listrik Statis pada siswa kelas XII IPA-2 SMA Negeri 1 Patianrowo.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
-----. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : PT. Bumi Aksara
Herawati Susilo, . Penelitian Tindakan Kelas. Malang, Bayu Media.
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Drost , J.J.S. 1999. Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar